Dokumentasi
Kondisi Mesjid di Kelurahan Pohe
Temuan:
Posisi Shaf yang mengikuti Bentuk Ruangan yang simetris
|
Temuan:
Kipas Angin
|
Temuan:
Jendela kaca (Sebelah kanan)
|
Problematika:
Makin ke depan Daya tampung shaf akan semakin sedikit
|
Problematika:
Jangkauan Kipas yang hanya
terbatas (±180°) memungkinkan kipas hanya dapat menjangkau area
jangkauan saja
|
Problematika:
Kurang adanya perhatian dalam membersikhannya.
|
Perubahan:
Beberapa jamaah yang menginginkan shaf awal tidak dapat tertampung
|
Perubahan:
Jamaah yang berada di depan merasa cukup Gerah di Situasi tertentu (Saat
Penuh).
|
Perubahan:
Kotor/Buram.
|
Temuan:
Dua Tiang Pondasi yang unik
|
Temuan:
Rak Penyimpanan Buku (Sebelah kiri)
|
Temuan:
Lampu Gantung (terutama pada Shaf Pria)
|
Problematika:
Posisi tiang yang tidak berada tepat di Tengah bangunan ini sering buat
orang yang melihatnya bertanya-tanya.
|
Problematika:
Penataan buku yang tidak rapih dan kurang di lirik oleh Pengurus masjid.
|
Problematika:
Tingginya jangkauan sehingga menyulitkan pengurus masjid saat pembersihan
atau mengganti beberapa bola lampu yang mati.
|
Perubahan:
Walaupun tiangnya terlihat kecil, namun pada bangian atas yang tidak
terlihat terdapat Siku yang memungkinkan Tiang tsb. Dapat menopang bangunan
Masjid ini.
|
Perubahan:
Berdebu dan kotor, beberapa Buku telah rusak karena kurang adanya
perawatan.
|
Perubahan:
Kotor dan menjadi sarang burung.
|
Temuan:
Mimbar (Terbuat dari bahan kayu jati)
|
Temuan:
Kaligrafi (Depan, sisi kiri dan kanan)
|
Temuan:
Lantai dan Dinding
|
Problematika:
Berbeda dengan mimbar yang lain, Mimbar ini mempunyai tiga anak tangga
|
Problematika:
Bahan yang digunakan merupakan bahan yang berkualitas dan tidak abal-abal
sehingga Cat-nya tidak mudah luntur.
|
Problematika:
Bahan yang digunakan merupakan Tehel Kramik yang bercorak.
|
Perubahan:
Bersih dan bagus.
|
Perubahan:
Indah dan enak dipandang.
|
Perubahan:
Mudah dibersihkan dan terkesan Mewah.
|
Temuan:
Dapur Masjid
|
Temuan:
Keranda Mayat
|
Temuan:
Daun Pintu
|
Problematika:
Kesan Pertama melihatnya tidak nampak seperti dapur, malahan terlihat
seperti Gudang.
Terkadang digunakan sebagai Parkiran motor oleh tetangga.
|
Problematika:
1 Fungsi (khusus Pengangkut Mayat) tidak terdapat fasilitas Pemandian
Mayat, terbuat dari bahan Alumunium.
|
Problematika:
Rusak dan perlu diperbaiki karena telah nampak kerusakan fisik (Bagian
bawah yang telah hancur, entah karena tikus atau dimakan usia)
|
Perubahan:
Kotor dan tidak terawat, dapur akan dibersihkan pada saat hari-hari besar
islam (Tahun baru Hijriah dan Maulid Nabi)
|
Perubahan:
Lebih Ringan dibanding Keranda mayat sebelumnya
|
Perubahan:
Perlu diperbaiki.
|
Temuan:
Keran Air (Tempat whudu’)
|
Temuan:
Dinding dan lantai
|
Temuan:
Pagar
|
Problematika:
Hanya beberapa keran saja yang berfungsi baik, 1 Lancar, 1 macet, 2 mati.
|
Problematika:
Dinding dengan tehel bercorak cerah, dan Lantai dengan Tehel yang
bahannya tidak mudah berlumut dan licin (warna coklat)
|
Problematika:
Pagar yang terbuat dari Stenlis/Alumunium, kunci yang tidak berfungsi
baik.
|
Perubahan:
Perlu diperbaiki.
|
Perubahan:
Tehel warna putih yang berlumut.
|
Perubahan:
Kunci grendel diganti dengan Kunci sepeda (rantai) agar tidak sembarang
orang masuk dan mengambil Air (main-main/boros)
|
Temuan:
Keran Air dan Penampungannya.
|
Temuan:
Lampu
|
Temuan:
Daun Pintu
|
Problematika:
Keran air berfungsi Baik, namun sayang sekali tidak terdapat
penampungannya (ember).
|
Problematika:
Lampunya Terang dan Berfungsi Baik
|
Problematika:
Grendelnya berfungsi Baik, namun Pintunya terdapat kerusakan pada bagian
atas (pentilasi pintu).
|
Perubahan:
Boros Air karena tidak tertampung Saat buang Air kecil.
|
Perubahan:
Sering dibiarkan menyala dari Subuh sampai Siang Hari (Boros Listrik)
|
Perubahan:
Tidak nyaman saat buang Air karena terlihar bagian atasnya dari Luar
pentilasinya.
|
Temuan:
Kanopi (Atap) yang digunakan untuk berlindung Saat Maulid Nabi, Sholat
‘Id, dan Cadangan tempat untuk Sholat Teraweh.
|
Temuan:
Bedug yang digunakan saat menandakan Adzan Sholat.
|
Temuan:
Jalanan sebagai tempat cadangan Sholat (jika di masjid Full)
|
Problematika:
Jadi tempat parkiran Motor dan bentor, dan tempat berlindung kambing saat
hujan/panas.
|
Problematika:
Kondisi bedug yang semakin lama semakin menunjukan kerusakan karena
sering digunakan (saat ini kerusakan 11%)
|
Problematika:
Kebersihan, Mengigat ini adalah jalan yang dialokasikan sebagai tempat
cadangan Sholat, jadi kebersihan kurang di perhatikan
|
Perubahan:
Penggunaannya Masih tetap Efektif saat perayaan besar islam.
|
Perubahan:
Perlu perbaikan, kulit bedug diganti Setahun sekali saat Kurban.
|
Perubahan:
Penggunaan akan efektif saat sholat ‘Id, belum lagi Tanah Aspal yang baru
diChor/Aspal.
|
Dokumentasi suasana di Kelurahan Pohe
Temuan:
Kuburan Umum
|
Temuan:
Posisi Kuburan yang berada di belakang pemukiman dan masjid
|
Temuan:
Kandang kambing yang berada di tengah Pemukiman Umum
|
Problematika:
Tanah pemakan yang tidak Rata, karena disesuaikan dengan Kontur tanah di
perbukitan,
|
Problematika:
Kotor dan tidak terurus
|
Problematika:
Kotoran Kambing dimana-mana
|
Perubahan:
Kotor dan tidak terurus.
|
Perubahan:
Pembersihan Masal dilakukan saat Mendekati Rhamadan/ hari besar islam
lainnya
|
Perubahan:
Kotor dan bau karena dekat Kandang dan Sampah
|
Temuan:
Bandayo (tempat Parkiran Perahu ikan musiman “Nike”)
|
Temuan:
Tanah Kosong milik Keluarga Sahi yang tidak dibuat Tanah Hunian
|
Temuan:
Tanah yang diapit oleh dua rumah hunian
|
Problematika:
Milik keluarga Sahi ± 4x12 Meter
|
Problematika:
Kurang Terurus dan Badan Pondasi yang sudah lapuk terkena Uap Air Garam
|
Problematika:
Terdapat rumah kosong di samping kanan Tanah keluarga Sahi
|
Perubahan:
Kondisi atap yang sudah berkarat
|
Perubahan:
Perlu diperbaiki
|
Perubahan:
Kotor dan kurang adanya perawatan.
|
Temuan:
Tanah yang merupakan jalur Air dari Gunung, yang menurut BPBD tanah ini
tidak layak Huni
|
Temuan:
Tanah yang juga diAlokasikan sebagai pekuburan keluarga Mahmud dan
Kandjui.
|
Temuan:
Tanah Pekuburan yang sebelumnya merupakan Stelen (Semacam Benteng Kecil
Milik Jepang)
|
Problematika:
Tanah Milik Pak Poye ±6.5x14 Meter yang hancur akibat membangun pada
Jalur Air Gunung.
|
Problematika:
Tanah ini juga terkena dampak dari Jalur Air ini
|
Problematika:
Hancur dimakan Usia
|
Perubahan:
Kondisi Rumah Rata dengan Tanah.
|
Perubahan:
Kondisi Pekuburan yang tidak terlalu parah karena tidak terdapat bangunan
di atasnya.
|
Perubahan:
Telah menjadi Pekuburan Keluarga.
|
Temuan:
Tanah yang merupakan jalur Air dari Gunung, yang menurut BPBD tanah ini
tidak layak Huni
|
Temuan:
Tanah yang terdapat Sumber mata Air di samping Kanan Pondasi
|
Temuan:
Didepan Tanah milik Kelurga mateka terdapat Laut
|
Problematika:
Tanah Milik Pak Oman Mateka ±3x9 Meter yang telah ada Pondasi.
|
Problematika:
Setelah Dibuatkan Sumur permanen Mata Airnya Hilang
|
Problematika:
Ancaman Ombak besar
|
Perubahan:
Pondasi Rumah yang dialokasikan menjadi Kandang Kambing.
|
Perubahan:
Menjadi Sumur mati.
|
Perubahan:
Sebahagian tanah dari jalan sudah hancur di hempas Ombak
|
Temuan:
Tanah milik keluarga Pak Sudi Gani ± 10x10 Meter
|
Temuan:
Tanah yang berada tepat dibibir pantai
|
Temuan:
Tanah yang diapit oleh Rumah Hunian sederhana
|
Problematika:
Tanah Milik Pak Sudi Gani ±10x10 Meter yang dialokasikan untuk
pembuatan Perahu besar.
|
Problematika:
Air Pasang
|
Problematika:
Rumah yang baru dibuat menjadi Layak huni.
Sebelah kanan
|
Perubahan:
Tempat Persinggahan Perahu.
|
Perubahan:
Beberapa Pondasi dibelakang tanah telah hancur dengan ombak
|
Perubahan:
Bersih dan layak.
|